Multimeter
sering disebut AVOmeter atau multitester, ada dua jenis AVO meter yaitu
Analog dan Digital. Alat ini biasa dipakai untuk mengukur harga
resistansi (tahanan), tegangan AC (Alternating Current), tegangan DC
(Direct Current), dan arus DC. Bagian-bagian multimeter analog seperti ditunjukkan gambar di bawah ini:
Cara Menggunakan Multimeter Analog
Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
(1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw),
berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar
sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
(2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob),
berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya :
saklar pemilih diputar pada posisi W (Ohm), test lead + (merah
dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol pengatur kedudukan 0
W diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0
W.
(3) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi
untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya
terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu : Cara Menggunakan Multimeter Analog
(4) Posisi W (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K W
(5) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai
voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan
1000.
(6) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai
voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan
1000.
(7) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi
sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25;
25; dan 500.
(8) Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.
(9) Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
(10) Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
(11) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
(12) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
(13) Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
(14) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
Adapun cara pemakaian multimeter adalah pertama-tama jarum penunjuk
meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0 pada skala DCmA , DCV
atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri (lihat gambar 3a), dan untuk
skala ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan (lihat gambar 3b). Jika
belum tepat harus diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum
penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan menggunakan obeng pipih (-)
kecil.
Untuk mengukur resistansi suatu resistor,
posisi saklar pemilih multimeter diatur pada kedudukan W dengan batas
ukur x 1. Test lead merah dan test lead hitam saling dihubungkan dengan
tangan kiri, kemudian tangan kanan mengatur tombol pengatur kedudukan
jarum pada posisi nol pada skala W. Jika jarum penunjuk meter tidak
dapat diatur pada posisi nol, berarti baterainya sudah lemah dan harus
diganti dengan baterai yang baru. Langkah selanjutnya kedua ujung test
lead dihubungkan pada ujung-ujung resistor yang akan diukur
resistansinya. Fungsi Multimeter Mengukur Resistansi
Cara Mengukur Resistansi Resistor
Cara membaca penunjukan jarum meter sedemikian rupa sehingga mata
kita tegak lurus dengan jarum meter dan tidak terlihat garis bayangan
jarum meter. Supaya ketelitian tinggi kedudukan jarum penunjuk meter
berada pada bagian tengah daerah tahanan. Jika jarum penunjuk meter
berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka batas ukurnya di ubah
dengan memutar saklar pemilih pada posisi x 10. Selanjutnya dilakukan
lagi pengaturan jarum penunjuk meter pada kedudukan nol, kemudian
dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor tersebut dan hasil
pengukurannya adalah penunjukan jarum meter dikalikan 10 W. Apabila
dengan batas ukur x 10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri
daerah tahanan, maka batas ukurnya diubah lagi menjadi K W dan dilakukan
proses yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x 10. Pembacaan
hasilnya pada skala KW, yaitu angka penunjukan jarum meter dikalikan
dengan 1 K W.
Untuk mengukur tegangan DC (misal dari baterai atau power supply DC), saklar pemilih multimeter
diatur pada kedudukan DCV dengan batas ukur yang lebih besar dari
tegangan yang akan diukur. Test lead merah pada kutub (+) multimeter
dihubungkan ke kutub positip sumber tegangan DC yang akan diukur, dan
test lead hitam pada kutub (-) multimeter dihubungkan ke kutub negatip
(-) dari sumber tegangan yang akan diukur. Hubungan semacam ini disebut
hubungan paralel. Untuk mendapatkan ketelitian yang paling tinggi,
usahakan jarum penunjuk meter berada pada kedudukan paling maksimum,
caranya dengan memperkecil batas ukurnya secara bertahap dari 1000 V ke
500 V; 250 V dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
adalah bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai
batas ukurnya diperkecil lagi, karena dapat merusakkan multimeter.
Fungsi Multimeter Mengukur Tegangan DC
Fungsi Multimeter Mengukur Tegangan DC
Avometer Multimeter Digital
Posted by elektronikaGoogle on Rating 9.0 ?Outstanding
Pada dasarnya AVO digital sama dengan AVO analog, perbedaan yang
mencolok yaitu pada penunjukkan harga pengukuran. kalau AVO analog
penunjukkan memakai jarum sedangkan AVO digital penunjukkan menggunakan
angka. Bagian-bagian AVO digital ditunjukkan seperti gambar dibawah:
Avometer Multimeter Digital
Dari gambar Avometer Multimeter Digital dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya:
(1) Layar tampilan. Berguna untuk menampilkan besarnya harga pengukuran dalam bentuk angka, sehingga mudajh dibaca.
(2) Saklar pemilih (Range Selecor Switch) berfungsi untuk memilih
posisi pengukuran dan batas ukurnya. Sebagaiman pada AVO meter analog,
AVO digital biasanya juga terdiri dari posisi pengukuran, yaitu:
(a) Posisi W (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K W
(b) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai
voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan
1000.
(c) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
(d) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi
sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25;
25; dan 500.
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.
(3) Kabel test lead berfungsi untuk penghubung dengan peralatan peralatan yang akan diukur.
Kotak meter (meter cover) sebagai pelindung atau tempat komponen.
Wattmeter 1 fasa adalah alat untuk mengukur daya listrik suatu beban
listrik AC 1 fasa. Satuan daya listrik adalah watt, yang rumusnya
sebagai berikut :
P = V . I . Cos Q
Dengan pengertian :
P : daya listrik (Watt)
V : tegangan listrik (Volt)
I : arus listrik (ampere)
Cos Q : faktor daya
Gambar di bawah memperlihatkan penampang atas sebuah wattmeter 1 fasa model PD-310; kelas 0.5; buatan Takimoto Electrical Instrument CO. LTD.
Keterangan gambar :
a) Terminal tegangan 120 V
b) Terminal tegangan 240 V
c) Terminal ±
d) Terminal tegangan 60 V
e) Terminal arus A
f) Terminal hubungan seri atau paralel
g) Skala pembacaan
h) Cermin
i) Jarum penunjuk
j) Sekrup pengatur kedudukan jarum
Cara menggunakan wattmeter pertama-tama telitilah kedudukan jarum
penunjuknya; jika kedudukannya sudah tepat pada angka 0 berarti
wattmeter sudah siap untuk digunakan. Apabila kedudukan jarum penunjuk
belum tepat pada angka 0, maka harus diatur dengan memutar sekrup
pengatur kedudukan jarum. Cara Menggunakan Wattmeter
Diagram hubungan wattmeter dapat diperlihatkan seperti pada gambar di bawah.
Dari gambar diagram hubungan wattmeter diatas terlihat bahwa
terminal tegangan yaitu terminal 240 V dan terminal ± dihubungkan secara
paralel, sedangkan terminal arus A dan terminal ± dihubungkan secara
seri. Gambar a terlihat bahwa terminal-terminal hubungan disambung
antara terminal atas dan terminal bawah, ini disebut hubungan seri.
Sedangkan pada gambar b terminal samping kanan disambung dengan
terminal samping kiri, ini disebut hubungan paralel.
Hasil pengukuran wattmeter didapatkan dengan mengalikan angka
penunjukkan jarum penunjuk dengan faktor pengali sesuai dengan batas
ukur dan jenis hubungannya seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Diagram Hubungan Wattmeter
M u l t I p l e
Volt
Ampere
60 V
120 V
240 V
Seri
0.5 A
0.25
o.5
1
Paralel
1 A
o.5
1
2
Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Dalam hubungan seri, batas ukur arus listriknya 0.5 ampere, jika
digunakan batas ukur tegangan berturut-turut 60 V; 120 V; 240 V, maka
hasil pengukuran dayanya adalah angka penunjukkan jarum dikalikan dengan
0.25; 0.5; 1.
Dalam hubungan paralel, batas ukur arus listriknya 1 ampere, jika
digunakan batas ukur tegangan berturut-turut 60 V; 120 V; 240 V, maka
hasil pengukuran dayanya adalah angka penunjukkan jarum dikalikan
dengan 0.5; 1; 2.
Dalam hubungan seri, batas ukur dayanya sebesar 120 X 1 (Watt) = 120 Watt.
Dalam hubungan paralel, batas ukur dayanya sebesar 120 X 2 (Watt) = 240 Watt.
Cathode Ray Oscilloscope lebih dikenal dengan sebutan CRO, atau ada yang menyebut sebagai Osiloskop Sinar Katoda atau Osiloskop saja. Merupakan sebuah alat ukur elektronika yang penting bagi teknisi atau montir elektronik dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Manfaatnya adalah untuk mengukur besaran-besaran: tegangan,
frekuensi, periode dan beda fasa. Bentuk sinyal listrik juga dapat
dilihat dengan CRO. Ada berbagai bentuk sinyal listrik, yaitu sinusoida, segitiga atau triangle, kotak atau square, denyut atau pulse.
Berbagai bentuk sinyal listrik tersebut dapat dengan mudah diukur
tegangannya, periodenya dan dapat ditentukan berapa frekuensinya.
CRO ada dua jenis, jenis 1 kanal dan jenis 2 kanal. Dengan CRO 2
kanal bisa menampilkan 2 signal secara serempak dalam layar, yaitu masuk
kanal X dan kanal Y.
a) Spesifikasi CRO
Sebelum menggunakan CRO lebih baik mengetahui bagaimanakah
spesifikasi CRO yang akan dipakai. Sebagai contoh diberikan contoh
spesifikasi umum seperti berikut :
(1) Vertical Axis
Sensitivity : 10 mV / div ~ 20 V / div ±5%
Attenuator : 10 mV / div ~ 20 V / div 1 – 2 – 5 step ( 1 div = 10mm)
Input Impedance : 1 M Ohm ± 5%
Input Capacitance : 22 pF ± 3%
Frequency Response : DC ~ 10MHz (less than –3 dB) (DC)
: 2 Hz ~ 10 MHz ( less than – 3dB) (AC)
Rising time : less than 35 nsec
Overshoot : less than 3 % (at 100 kHz square wave )
Maximum input Voltage : 600 Vp-p or 300 V ( DC + AC peak )
2) sweep circuit
Sweep system : Triggering sweep and auto sweep (free running sweep at no signal time)
Sweep time : 1 μs / div ~ 0.5 s / div ± 5% and
EXT H: 1 – 2 – 5 step.
Fine adjustment in all 18 ranges.
Magnifier : 5 times ±10 % ( PULL X 5 MAG)
Linearity : less than 3 % (5μ s / div ~ 0.5 s / div). Less than 5% (1μ s / div ~ 2 μs / div)
3) triggering
Source : INT : vertical input signal
EXT : EXT TRIG input signal
Sync section : NOR : positive and negative.
TV : positive and negative
Triggering Voltage : Amplitude on CRT screen more than 1 div
EXT … more than 1 Vp-p
Triggering range : INT : 20 Hz ~ 10 MHz
EXT : DC ~ 10 MHz.
4) horizontal Axis
Operating mode : EXT H mode is selected by
SWEEP TIME / DIV
Sensitivity : 150 mV / div ( within ± 20%)
(HOR GAIN MAX)
Frequency response : DC ~ 1 MHz ( less than – 3 dB)
Input impedance : 100 k Ohm / 35 pF.
Calibrating voltage : 1 Vp-p ± 5% (50 or 60 Hz square wave)
5) intensity modulation
Input voltage : less than 5 Vp-p (modulation)
Input impedance : 10 k Ohm ± 20 %
6) power Source
Power supply voltage : 100 / 117 / 220 / 240 V ± 10 % 50 Hz or 60 Hz
Power consumption : 20 W
7) dimensions and Weight
Width X Height X Depth : 260 mm X 190 mm X 275 mm or ( maximum sizes : 277 mm X 204 mm X 433 mm )
Weight : 8 kg
8) accessory
Probe : PC 21 model. Damping = 1/10 ; input imped = 10 M ohm; input capacitance = less than 18 pF.
Fuse : 0.3 A and 0.7 A
a) Fungsi tombol kontrol pada panel CRO
Pada Gambar 8. tampak sebuah CRO dan pandangan panel depan CRO. Adapun fungsi tombol-tombol kontrol tersebut adalah:
Tombol dan Terminal Kontrol pada Panel Depan
Pedoman Menggunakan CRO
(1) position control. Putaran tombol akan mengatur posisi vertical dari berkas.
(2) input Jack : vertical input jack
(3) AC GND DC Switch pada posisi AC komponen DC dari signal
ditahan oleh kapasitor. Pada posisi GND (ground), terminal input terbuka
dan input amplifier internal disambung ke ground. Pada posisi DC
terminal input disambung langsung ke amplifier dan semua komponen signal
input dikuatkan.
(4) VOLT / DIV Switch. Skala bertingkat dalam Volt per div dari
layar CRT. Dapat dipilih dalam 11 range dari 0,01 V / div sampai 20 V /
div.
(5) variable control. Pengaturan attenuasi vertical. Pengatur
halus (fine) dari sensitifitas vertical. Pada putaran kearah kanan
maksimum (sampai berbunyi “klik” ) attenuasi vertical pada posisi
terkalibrasikan (cal).
(6) LED Pilot lamp. Lampu ini akan menyala kalau power switch ON.
(7) power on/ intensity control. Mengatur kecerahan berkas
gambar Digunakan untuk menghidupkan dan mematikan daya listrik ke CRO
dengan memutar tombol ke arah kiri maksimum.
(8) focus control. Pengontrolan fokus berkas untuk memperoleh bentuk gelombang yang optimum kecerahannya.
(9) source switch. Dua posisi switch untuk memilih sumber trigger untuk sweep (INT atau EXT).
(10) EXT TRIG Jack. External sync jack. Untuk sikronisasi eksternal
diperlukan tegangan lebih dari 1 Vp-p, dengan Source switch pada posisi
EXT.
(11) sync Switch. Saklar pemisah sinkronisasi. Akan mengambil
komponen signal sync dalam signal video, dan diaplikasikan pada
rangkaian sync untuk menyempurnakan sinkronisasi signal video yang
ditampilkan.
NORM ± : Untuk menampilkan bentuk gelombang pada umumnya. Pada posisi
ini rangkaian TV sync separator tidak tersambung. Pada polaritas “+”,
sweep dipengaruhi oleh slope “+”, sedangkan pada polaritas “-“, sweep
dipengaruhi oleh slope “-“.
TV ± : Dipakai untuk menampakkan bentuk-bentuk gelombang signal video TV yang disinkronkan dengan signal sync.
(12) level control. Triggering level / PULL AUTO akan mengatur
phase sync untuk menentukan titik awal sweep pada slope dari signal
trigger.
(13) position control. Putaran pengatur posisi horizontal
dari berkas gambar. PULL 5X MAG Switch, Push-pull switch memilih
pembesaran 5X bila ditarik keluar (pulled-out) dan normal bila ditekan
kembali (pushed-in).
(14) SWEEP TIME / DIV Switch. Selector time sweep horizontal.
Saklar pemilih sweep timw dari 1 s sampai 0,5 s dalam 18 langkah.
Operasi EXT H dimungkinkan dengan memutar knob ke arah kanan penuh.
Bila saklar variable (15) diputar arah kanan penuh, pembacaan harga time
sweep sudah terkalibrasi.
(15) variable control. Pengaturan attenuasi vertical. Pengatur
halus (fine) dari sensitifitas vertical. Pada putaran kearah kanan
maksimum (sampai berbunyi “klik” ) attenuasi vertical pada posisi
terkalibrasikan (cal).
(16) HOR INPUT Jack. Bila dipakai input horizontal dari luar.
(17) CAL 1 Vp-p Jack. Jack untuk tegangan kalibrasi. Kalibrasi
tegangan adalah 1 Vp-p dari gelombang kotak dengan sumber daya
tersinkronisasi. Terminal Cal 1Vp-p juga dipakai untuk memeriksa kondisi
vertical gain atau untuk mengatur karakteristik gelombang kotak dari
probe.
(18) trace Rotation. Dipakai untuk menghilangkan kemiringan berkas garis lurus horizontal.
(19) Z – AXIS INPUT Jack.. jack intensitas modulasi intensitas dimodulasi pada tegangan5 Vp-p atau lebih rendah.
(20) power connector. Untuk menghubungkan AC power cord.
(21) AC Voltage Selector. CRO ini dapat bekerja pada tegangan 100V,
120V, 220V dan 240V.Pemilihan posisi tegangan tersebut dengan AC
Voltage Selector.
(22) fuse holder. Untuk tegangan operasi 100 ~ 120 V dipakai 0,7
ampere. Untuk tegangan operasi 220 ~ 240V dipakai fuse 0,3 ampere.
Cord reel. Dipakai untuk melingkarkan power cord cable pada saat CRO
disimpan. Juga berfungsi sebagai penyangga kalau CRO dipakai pada posisi
berdiri tegak.
Sebelum menggunakan CRO perlu dilakukan persiapan awal atau setting-up procedure. Untuk melakukan setting-up
siswa perlu memahami dengan benar semua tombol kontrol serta
fungsinya, yang telah diuraikan pada bagian B di atas. Adapun
prosedurnya adalah sebagai berikut :
Posisi Tombol-Tombol Kontrol Dalam Keadaan Cro Setting-Up
Cara Setting CRO
(1) aturlah posisi tombol kontrol seperti pada Gambar 9.
(2) Pastikan tegangan kerja yang dipakai di laboratorium. Periksa apakah AC Voltage selector sudah pada posisi yang tepat.
(3) Kalau sudah tepat maka putar tombol POWER (7) searah putaran jarum jam sampai ON dan LED menyala.
(4) Sumbu horizontal akan nampak. Bila tidak nampak pada pusat
screen, maka atur position (1). Atur intensity (7). Bila tetap kurang
tajam maka atur FOCUS (8).
(5) Osiloskop
sekarang siap dipakai untuk melakukan pengukuran. Pasang tegangan input
signal ke input (2). Putar tombol volt / div (4) searah jarum jam untuk
mendapatkan ukuran bentuk gelombang yang dikehendaki.
(6) Dengan menekan tombol LEVEL(12), fungsi free running dicabut,
sehingga bentuk gelombang akan hilang bila tombol diputar searah jarum
jam, dan akan nampak lagi pada posisi mendekati tengah (MID). Gelombang
akan hilang lagi kalau tombol diputar kearah kebalikan jarum jam dari
posisi MID.
(7) Bila komponen signal DC yang diukur, atur tombol AC-GND-DC pada
posisi DC. Bila signal positip maka signal akan bergerak naik, dan
sebaliknya bila signal negatif maka akan bergerak turun. Titik referensi
tegangan “0” diperiksa pada posisi GND. Kalau meleset dari titik NOL
maka bentuk signal dapat ditepatkan padaposisi NOL.
Sebelum menggunakan CRO
pada penggunaan pengukuran harus dilakukan pengkalibrasian terlebih
dahulu. Kalibrasi yang dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
(1) Kalibrasi tegangan
Kalibrasi tegangan dilakukan apabila CRO akan dipakai untuk mengukur
tegangan signal dari bentuk gelombang tertentu. Langkah kerjanya
dilakukan sebagai berikut :
(a) Siapkan CRO dengan prosedur setting-up seperti di atas.
(b) Siapkan probe CRO ( PC-21 atau yang sesuai ) atur perbandingan input pada posisi 1 : 1.
(c) Atur VOLT/DIV Switch pada posisi 1 V / div. Variable Control diputar searah jarum jam penuh sampai posisi CAL.
(d) Kaitkan ujung probe ke terminal CAL 1
Vp-p. Dan pada layar akan nampak bentuk signal kotak dengan tegangan 1
Vp-p. Bila signal tidak berhenti bergerak atur LEVEL control pada
posisi PULL Auto Switch sampai signal mudah dibaca.
(e) CRO selanjutnya siap dipakai untuk
mengukur tegangan, jangan mengubah posisi Variable Control. Artinya
tetap pada posisi CAL.
Cara Kalibrasi CRO
(2) Kalibrasi waktu.
Untuk keperluan pengukuran frekuensi dan periode harus dilakukan kalibrasi waktu. Langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
(a) siapkan CRO seperti pada prosedur setting-up.
(b) Siapkan probe CRO ( PC-21 atau yang sesuai ) atur perbandingan input pada posisi 1 : 1.
(c) Atur VOLT/DIV Switch pada posisi 1 V / div. Variable Control diputar searah jarum jam penuh sampai posisi CAL.
(d) Kaitkan ujung probe ke terminal CAL 1
Vp-p. Dan pada layar akan nampak bentuk signal kotak dengan tegangan 1
Vp-p. Bila signal tidak berhenti bergerak atur LEVEL control pada
posisi PULL Auto Switch sampai signal mudah dibaca.
(e) Atur SWEEP TIME / DIV Switch pada posisi 1 ms. Atur Variable Control pada posisi CAL ( putar kanan maksimum).
(f) Pada layar CRO akan nampak
gelombang kotak dengan tinggi tegangan 1 Vp-p. Periodenya adalah 20 ms.
Berarti frekuensinya adalah f = 1 / 20 X 1000 Hz=50 Hz.
(g) Selanjutnya CRO siap dipakai untuk
mengukur frekuensi atau periode dengan tidak boleh mengubah posisi
Variable Control dari SWEEP TIME / DIV Switch pada posisi CAL.
(c) Siapkan sumber yang akan diukur tegangannya seperti pada Gambar 10.
(d) Atur frekuensi AFG pada 1 KHz, dengan tegangan 10 p-p, berbentuk gelombang sinus.
(e) Pindahkan probe CRO ke titik pengukuran. Ukurlah tegangan pada titik output AFG, dan titik-titik sekunder trafo
( catatan: Ambillah pada titik-ttiik terminal trafo, yang dipakai dari
jenis step-down 220/110 ~ 15-0-15 , 500 mA). Catatan : 1Vrms = 0,707
Vmaks. Vp-p = 2 Vmaks (SINUS).
(f) Bacalah nilai tegangan yang telah disebutkan di atas dalam satuan Vp-p.
(d) Pindahkan probe CRO ke output AFG,
atur frekuensi dari 10–1KHz, dengan tegangan sumber dari AFG 10 Vp-p,
bentuk gelombang kotak.
(e) Lakukan pengukuran periode pada
titik-titik : output AFG, titik-titik sekunder trafo. Bacalah lebar
waktu 1 periode (T), untuk beberapa frekuensi sumber.
Rangkaian Untuk Mengukur Periode
(3) pengukuran frekuensi
(a) Lakukan setting-up CRO
(b) Lakukan kalibrasi waktu
(c) Siapkan AFG, atur frekuensi dari 10 – 1 KHz, dengan tegangan sumber dari AFG 10 Vp-p, bentuk gelombang kotak.
(d) Pindahkan probe CRO ke output AFG
(e) Lakukan pengukuran periode pada
titik-titik : output AFG, titik-titik sekunder trafo. Bacalah lebar
waktu 1 periode (T), untuk beberapa harga frekuensi sumber.
(f) Bacalah lebar waktu 1 periode (T)
(g) Nilai f = 1 / T
Cara Mengukur dengan CRO
(4) Pengukuran Beda Fasa
(a) Lakukan setting-up CRO
(b) Siapkan AFG, pilih pada bentuk sinus
(c) Siapkan rangkaian yang akan diukur beda fasanya, seperti pada Gambar 13.
(d) Masukkan signal sinus ke input rangkaian ( c )
(e) Siapkan output AFG ke channel Y, dan output rangkaian ke channel X
(f) Dengan saklar pemilih channel ke DUAL lihatlah beda fasa pada layar
(g) Untuk melihat pola Lissajous pindahkan posisi saklar SWEEP TIME / DIV ke posisi X-Y
Cara Mengukur Dengan CRO
Rumus yang dipakai untuk mencari sudut beda fasa ( Δ φ ) adalah
Φ = arc sin Vo / Vin
Dimana , Vo = Xc / (Rpot + Xc) Vin
Xc = 1 / ( 6,28 f C )
1) Apakah multimeter itu ?
2) Apakah yang harus diatur jika multimeter akan digunakan untuk mengukur tegangan AC ?
3) Apakah yang harus diatur jika multimeter akan digunakan untuk mengukur tegangan DC?
4) Apakah yang harus diatur jika multimeter akan digunakan untuk mengukur arus DC ?
5) Apakah yang harus diatur jika multimeter akan digunakan mengukur tahanan
6) Apakah watt meter 1 fasa itu ?
7) Bagaimanakah langkah pertama menggunakan watt meter ?
8) Gambarkanlah cara menghubungkan watt meter dengan hubungan seri !
9) Gambarkanlah cara menghubungkan watt meter dengan hubungan paralel !
10) Sebutkan daftar faktor pengali watt meter !
11) Sebutkan tiga kegunaan CRO dalam pengukuran ?
12) Pada layar CRO terukur tegangan sebesar 10 Vp-p, berapakan Vrms
nilai tegangan tersebut. Isilah kolom yang kosong pada Tabel 3. berikut
:
Tabel 3.
Vp-p
Vrms
Vp-p
Vrms
10
30
15
36
18
40
21
45
24
50
28
60
Kunci Jawaban Soal Materi Alat Ukur Elektronika
1) Multimeter adalah alat untuk mengukur tegangan AC, tegangan DC,arus DC, dan tahanan.
2) Saklar pemilih harus diatur pada posisi ACV.
3) Saklar pemilih harus diatur pada posisi DCV.
4) Saklar pemilih harus diletakan pada posisi DcmA.
5) Saklar pemilih harus diletakan pada posisi W
6) Watt meter adalah alat untuk mengukur daya listrik
7) Mengatur sekrup pengatur kedudukan jarum pada posisi nol.
Soal Materi Alat Ukur Elektronika
10) Tabel 4.
Multiple
Volt
Ampere
60 V
120 V
240 V
Seri
0,5 A
0,25
0,5
1
Parallel
1 A
0,5
1
2
11) Kegunaan CRO adalah untuk mengukur tegangan, mengukur periode dan mengukur beda fase.
12) Konversi dari tegangan Vp-p ke Vrms.
Tabel 5.
Alat dan Bahan :
1) CRO……………………………………………….. 1 buah
2) AVO meter digital………………………………… 1 buah
3) AVO meter analog……………………………….. 1 buah
4) Watt meter……………………………………….. 1 buah
5) Lampu TL 10W, 15W, 20W…………………….. @1 buah
6) Sumber tegangan AC variabel………………….. 1 unit
7) Variac……………………………………………… 1 buah
8) Saklar……………………………………………… 1 buah
9) Kabel secukupnya
Keselamatan Kerja dan Kesehatan :
1) Saat merangkai sumber tegangan harus dalam keadaan mati atau saklar dalam keadaan terbuka.
2) Rangkailah dengan teliti sesuai dengan gambar rangkaian.
3) Jangan meletakkan peralatan di tepi meja.
4) Kabel penghubung yang tidak terpakai jangan dekat dengan rangkaian.
Gambar Rangkaian
Langkah Kerja Praktikum CRO :
1) Siapkan alat dan bahan sesuai dengan rangkaian
2) Buatlah rangkaian seperti gambar kerja
3) Set AVO meter pada pengukuran arus dan tegangan
4) Hubungkanlah saklar dan catatlah penunjukkan jarum pada
wattmeter, amperemeter, voltmeter dan hasilnya masukkan dalam tabel
5) Bukalah saklar dan gantilah lampu TL 10 watt dengan lampu TL
15 Watt; kemudian hubungkan saklar dan catatlah penunjukkan jarum
pada wattmeter, amperemeter, voltmeter dan hasilnya masukkan dalam tabel
pengamatan.
6) Ulangilah langkah 4 dengan mengganti lampu TL 20 watt;
kemudian hubungkan dengan sumber tegangan, amatilah penunjukkan jarum
pada wattmeter, amperemeter, voltmeter dan hasilnya masukkan dalam tabel
pengamatan.
7) Setelah semua selesai kalibrasilah CRO keudian ulangi langkah 3
sampai 5 dan ukurlah besarnya tegangan dan gambar gelombang dengan
osciloskop (CRO).
Tabel 6. Pengukuran daya dengan beban Lampu TL
No
Pengukuran
Perhitungan
Lampu TL
(Watt)
Tegangan
(Volt)
Arus
(Ampere)
Daya
(Watt)
1.
10
2.
15
3.
20
Tabel 7. Pengukuran tegangan menggunakan CRO dengan beban Lampu TL
Volt meter adalah suatu alat ukur yang menera
teganagn listrik dalam satuan volt. Cara pemakaian volt meter harus
dipasang paralel terhadap instrumen dari alat pemakai. Kelayakaan batas
ukur dalam masyarakat pada umumnya 110 volt, 220 v serta 380 volt,
kecuali alat-alat pemakai dan pada laboratorium listrik bisa menggunakan
milivolt sampaian kilovolt, bahkan pada jaringan distribusi maupun
jarngan trnsmisi sampai ratusan kilovolt. Adapun cara penyambungannya
sebagaiman gambar berikut:
Penyambungan Volt meter, cara mengukur tegangan
Apabila dalam pengukuran tegangan menggunakan AVO meter,
maka selektor harus ditempatkan pada posisi DCV atau ACV. Adapun cara
membacanya sama seperti pada pembacaan pada pengukuran arus, yaitu batas
ukur dibagi penyimpangan skala penuh kemudian dikalikan dengan
penunjukkan. Apabila dirumuskan adalah sebagai berikut: Hasil = ( Batas Ukur / Simpangan Skala Penuh ) x Penunjukan
Dan apabila yang digunakan AVO digital, maka tinggal membaca angka pada layar.
Pengukuran Luminansi
Posted by elektronikaGoogle on Rating 9.0 ?Outstanding
Lux meter adalah instrument yang digunakan untuk mengukur
jumlah cahaya yang jatuh pada suat permukaan, alat ini saalah satu dari
photo meter portabel dan dikenal juga dengan nama photo meter elektric.
Konstruksi lux meter dengan foto resistor
Konstruksi Pengukuran Luminansi dengan Lux meter
Prinsip kerja Pengukuran Luminansi
Cahaya yang diukur diterima oleh sel foto resistor. sel ini jika
terkena cahaya, maka nilai tahanannya akan berubah sesuai dengan
intensitas cahaya yang diterimanya. Makin kuat intensitas cahaya yang
diterimanya, makin kecil ilai tahanan selnya, begitupun sebaliknya. Naik
turuynnya niklai tahanan ini dipergunakan untuk mengontrol aliran
listrik dc dari sumber tegangan yang tersedia. Perubahan besar arus oleh
tahanan ini selanjutnya ditera oleh sebuah miliamper kumparan putar
yang sudah dikalibrasi dengan kuat penerangan (lux)
Adapun cara penggunaannya adalah dengan mendekatkan alat ukur lux
meter ke dekat sumber cahaya, semakin dekat dengan sumber cahaya maka
intensitas cahaya semakin tinggi.
Soal dan Kunci Jawaban Alat Ukur Elektronika
Posted by elektronikaGoogle on Rating 9.0 ?Outstanding
Tes Formatif
1) Jelaskan teknik pegukuran arus!
2) Jelaskan teknik pegukuran tegangan!
3) Jelaskan teknik pegukuran daya!
4) Jelaskan teknik pegukuran impedansi!
5) Jelaskan teknik pegukuran luminansi! Kunci Jawaban
1) Teknik pengukuran arus
Arus diukur dengan menggunakan amper
meter atau AVO meter. Sebelum melakukan pengukuran posisikan pada batas
ukur tertinggi baru kemudian diturunkan untuk memudahkan pembacaan.
Letakkan alat ukur sesuai dengan posisi yang disyaratkan sesuai simbol
yang ada, lihat jarum secara tegak untuk menghindari kesalahaan
pembacaan. Apabila menggunakan AVO meter atur selektor
pada posisi DcmA. Untuk kemudian sama caranya sebagaimana menggunakan
amper meter. Amper meter harus dipasang secara seri terhadap beban.
Tegangan diukur menggunakan volt meter
atau AVO meter. Sebelum melakukan pengukuran posisikan pada batas ukur
tertinggi baru kemudian diturunkan untuk memudahkan pembacaan. Letakkan
alat ukur sesuai dengan posisi yang disyaratkan sesuai simbol yang ada,
lihat jarum secara tegak untuk menghindari kesalahaan pembacaan. Apabila
menggunakan AVO meter atur selektor pada posisi DCV untuk mengukur
tegangan DC dan pada posisi ACV untuk mengukur tegangan AC. Untuk
kemudian sama caranya sebagaimana menggunakan volt meter. Volt meter
harus dipasang secara paralel terhadap beban.
Daya diukur dengan menggunakan watt
meter. Adapun cara penyambungannya adalah dengan cara kumparan arus
dipasang seri dan kumparan tegangan dipasang paralel. Pilih batas ukur
yang sesuai dan poisiskan watt meter sesuai dengan siimbol yang ada.
Luminasi diukur dengan mengunakan lux
meter. Adapun cara penggunaannya adalah dengan mendekatkan lux meter ke
dekat sumber cahaya dan serta merta lux meter akan menunjukkan besarnya
intensitas cahaya yang diukur.
Alat Dan Bahan :
1) Amper meter……………………………………… 1 buah
2) Volt meter………………………………………… 1 buah
3) Watt meter……………………………………….. 1 buah
4) RCL meter………………………………………… 1 buah
5) Lux meter…………………………………………. 1 buah
6) Lampu tl 10 w, 15 w, 15 w…………………….. @1 buah
7) Sumber tegangan ……………………………….. 1 unit
8) Variac……………………………………………… 1 buah
9) Saklar……………………………………………… 1 buah
10 ) Kabel secukupnya
Gambar Kerja
Keselamatan Kerja dan Kesehatan :
1) Saat merangkai sumber tegangan harus dalam keadaan mati atau saklar dalam keadaan terbuka.
2) Rangkailah dengan teliti sesuai dengan gambar rangkaian.
3) Jangan meletakkan peralatan di tepi meja.
4) Kabel penghubung yang tidak terpakai jangan dekat dengan rangkaian.
Langkah Kerja Praktikum Alat Ukur Listrik :
1) Rangkaialah sesuai dengan gambar kerja
2) Hubungkanlah saklar dan catatlah penunjukkan jarum pada
wattmeter, amperemeter, voltmeter, rcl meter, dan lux meter kemudian
hasilnya masukkan dalam tabel
3) Bukalah saklar dan gantilah lampu tl 10 watt dengan lampu tl
15 watt; kemudian hubungkan saklar dan catatlah penunjukkan jarum
pada wattmeter, amperemeter, voltmeter, rcl meter dan lux meter
kemudian hasilnya masukkan dalam tabel pengamatan.
4) Ulangilah langkah 4 dengan mengganti lampu TL 20 watt;
kemudian hubungkan dengan sumber tegangan, amatilah penunjukkan jarum
pada wattmeter, amperemeter, voltmeter, RCL meter dan lux meter kemudian
hasilnya masukkan dalam tabel pengamatan.
Tabel 9. Tabel Pengamatan
Sebutkan karakteristik alat ukur kumparan putar dan thermokopel!
Gambarkan cara penyambungan ampermeter dan voltmeter!
Gambarkan cara penyambungan watt meter!
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Alat Ukur dan Pengukuran
1. Mengukur adalah membandingkan sesuatu besaran yang belum diketahui besarannya dengan besaran lain yang diketahui besarnya.
2. Dua macam kekeliruan pengukuran adalah kekeliruan sistematik dan kekeliruan acak.
3. Karakteristik alat ukur kumparan putar dan thermokopel:
a. Alat ukur kumparan putar
1) Penggunaan daya kecil
2) Dipakai untuk DC saja, kalau untuk AC harus dipasang penyearah
3) Kemampuan ukur arus 1,5 x 10-6 ~102 A
4) Kemampuan ukur tegangan 10-2 ~103 V
5) Digunakan dalam alat ukur voltmeter, ampermeter, ohmmeter, thermometer
b. Alat ukur thermokopel
1) Penggunaan daya kecil
2) Dipakai untuk AC dan DC
3) Kemampuan ukur arus 10-3 ~5 A
4) Kemampuan ukur tegangan 5 x 10-1 ~1,5 x 102 V
5) Digunakan dalam alat ukur voltmeter, ampermeter, wattmeter
1) Catu Tegangan Variable…………………………………….. 1 Unit
2) Amperemeter……………………………………………………. 1 Unit
3) Voltmeter…………………………………………………………. 1 Unit
4) Multimeter………………………………………………………… 1 Unit
5) Batere……………………………………………………………… 1 Unit
6) Resistor……………………………………………………………. 1 Unit
7) Sakelar…………………………………………………………….. 1 Unit
8) Lampu……………………………………………………………… 1 Unit
9) Kompas……………………………………………………………. 1 Unit
10) Kabel pengantar………………………………………………… secukupnya
Keselamatan KerjaPraktikum Menganalisa Rangkaian Elektronika
1) Periksa alat dan bahan sebelum digunakan, pastikan alat atau bahan yang digunakan tidak rusak.
2) Gunakan alat ukur sesuai dengan batas ukur yang digunakan.
3) Perhatikan posisi selektor pada multimeter sebelum digunakan, agar tidak salah dalam pengukuran.
4) Periksa ulang rangkaian sebelum menghubungkan dedngan sumber tegangan.
Langkah Kerja
1) Rangkai rangkaian seperti gambar dibawah ini :
Lembar Kerja 1, Praktikum Menganalisa Rangkaian Elektronika
2) Periksa alat dan bahan sebelum rangkaian diberi sumber tegangan.
3) Amati penunjukkan nilai tegangan (V) dan arus (A, A1, A2), masukkan dalam tabel pengamatan.
4) analisa data dengan menggunakan persamaan hukum ohm, hukum kirchoff arus (KCL), kirchoff tegangan (KVL) Tabel Pengamatan