Pedoman Menggunakan CRO
Cathode Ray Oscilloscope lebih dikenal dengan sebutan CRO, atau ada yang menyebut sebagai Osiloskop Sinar Katoda atau Osiloskop saja. Merupakan sebuah alat ukur elektronika yang penting bagi teknisi atau montir elektronik dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Manfaatnya adalah untuk mengukur besaran-besaran: tegangan,
frekuensi, periode dan beda fasa. Bentuk sinyal listrik juga dapat
dilihat dengan CRO. Ada berbagai bentuk sinyal listrik, yaitu sinusoida, segitiga atau triangle, kotak atau square, denyut atau pulse.
Berbagai bentuk sinyal listrik tersebut dapat dengan mudah diukur
tegangannya, periodenya dan dapat ditentukan berapa frekuensinya.
CRO ada dua jenis, jenis 1 kanal dan jenis 2 kanal. Dengan CRO 2
kanal bisa menampilkan 2 signal secara serempak dalam layar, yaitu masuk
kanal X dan kanal Y.
a) Spesifikasi CRO
Sebelum menggunakan CRO lebih baik mengetahui bagaimanakah
spesifikasi CRO yang akan dipakai. Sebagai contoh diberikan contoh
spesifikasi umum seperti berikut :
(1) Vertical Axis
Sensitivity : 10 mV / div ~ 20 V / div ±5%
Attenuator : 10 mV / div ~ 20 V / div 1 – 2 – 5 step ( 1 div = 10mm)
Input Impedance : 1 M Ohm ± 5%
Input Capacitance : 22 pF ± 3%
Frequency Response : DC ~ 10MHz (less than –3 dB) (DC)
: 2 Hz ~ 10 MHz ( less than – 3dB) (AC)
Rising time : less than 35 nsec
Overshoot : less than 3 % (at 100 kHz square wave )
Maximum input Voltage : 600 Vp-p or 300 V ( DC + AC peak )
2) sweep circuit
Sweep system : Triggering sweep and auto sweep (free running sweep at no signal time)
Sweep time : 1 μs / div ~ 0.5 s / div ± 5% and
EXT H: 1 – 2 – 5 step.
Fine adjustment in all 18 ranges.
Magnifier : 5 times ±10 % ( PULL X 5 MAG)
Linearity : less than 3 % (5μ s / div ~ 0.5 s / div). Less than 5% (1μ s / div ~ 2 μs / div)
3) triggering
Source : INT : vertical input signal
EXT : EXT TRIG input signal
Sync section : NOR : positive and negative.
TV : positive and negative
Triggering Voltage : Amplitude on CRT screen more than 1 div
EXT … more than 1 Vp-p
Triggering range : INT : 20 Hz ~ 10 MHz
EXT : DC ~ 10 MHz.
4) horizontal Axis
Operating mode : EXT H mode is selected by
SWEEP TIME / DIV
Sensitivity : 150 mV / div ( within ± 20%)
(HOR GAIN MAX)
Frequency response : DC ~ 1 MHz ( less than – 3 dB)
Input impedance : 100 k Ohm / 35 pF.
Calibrating voltage : 1 Vp-p ± 5% (50 or 60 Hz square wave)
5) intensity modulation
Input voltage : less than 5 Vp-p (modulation)
Input impedance : 10 k Ohm ± 20 %
6) power Source
Power supply voltage : 100 / 117 / 220 / 240 V ± 10 % 50 Hz or 60 Hz
Power consumption : 20 W
7) dimensions and Weight
Width X Height X Depth : 260 mm X 190 mm X 275 mm or ( maximum sizes : 277 mm X 204 mm X 433 mm )
Weight : 8 kg
8) accessory
Probe : PC 21 model. Damping = 1/10 ; input imped = 10 M ohm; input capacitance = less than 18 pF.
Fuse : 0.3 A and 0.7 A
a) Fungsi tombol kontrol pada panel CRO
Pada Gambar 8. tampak sebuah CRO dan pandangan panel depan CRO. Adapun fungsi tombol-tombol kontrol tersebut adalah:
Pedoman Menggunakan CRO
(1) position control. Putaran tombol akan mengatur posisi vertical dari berkas.
(2) input Jack : vertical input jack
(3) AC GND DC Switch pada posisi AC komponen DC dari signal
ditahan oleh kapasitor. Pada posisi GND (ground), terminal input terbuka
dan input amplifier internal disambung ke ground. Pada posisi DC
terminal input disambung langsung ke amplifier dan semua komponen signal
input dikuatkan.
(4) VOLT / DIV Switch. Skala bertingkat dalam Volt per div dari
layar CRT. Dapat dipilih dalam 11 range dari 0,01 V / div sampai 20 V /
div.
(5) variable control. Pengaturan attenuasi vertical. Pengatur
halus (fine) dari sensitifitas vertical. Pada putaran kearah kanan
maksimum (sampai berbunyi “klik” ) attenuasi vertical pada posisi
terkalibrasikan (cal).
(6) LED Pilot lamp. Lampu ini akan menyala kalau power switch ON.
(7) power on/ intensity control. Mengatur kecerahan berkas
gambar Digunakan untuk menghidupkan dan mematikan daya listrik ke CRO
dengan memutar tombol ke arah kiri maksimum.
(8) focus control. Pengontrolan fokus berkas untuk memperoleh bentuk gelombang yang optimum kecerahannya.
(9) source switch. Dua posisi switch untuk memilih sumber trigger untuk sweep (INT atau EXT).
(10) EXT TRIG Jack. External sync jack. Untuk sikronisasi eksternal
diperlukan tegangan lebih dari 1 Vp-p, dengan Source switch pada posisi
EXT.
(11) sync Switch. Saklar pemisah sinkronisasi. Akan mengambil
komponen signal sync dalam signal video, dan diaplikasikan pada
rangkaian sync untuk menyempurnakan sinkronisasi signal video yang
ditampilkan.
NORM ± : Untuk menampilkan bentuk gelombang pada umumnya. Pada posisi
ini rangkaian TV sync separator tidak tersambung. Pada polaritas “+”,
sweep dipengaruhi oleh slope “+”, sedangkan pada polaritas “-“, sweep
dipengaruhi oleh slope “-“.
TV ± : Dipakai untuk menampakkan bentuk-bentuk gelombang signal video TV yang disinkronkan dengan signal sync.
(12) level control. Triggering level / PULL AUTO akan mengatur
phase sync untuk menentukan titik awal sweep pada slope dari signal
trigger.
(13) position control. Putaran pengatur posisi horizontal
dari berkas gambar. PULL 5X MAG Switch, Push-pull switch memilih
pembesaran 5X bila ditarik keluar (pulled-out) dan normal bila ditekan
kembali (pushed-in).
(14) SWEEP TIME / DIV Switch. Selector time sweep horizontal.
Saklar pemilih sweep timw dari 1 s sampai 0,5 s dalam 18 langkah.
Operasi EXT H dimungkinkan dengan memutar knob ke arah kanan penuh.
Bila saklar variable (15) diputar arah kanan penuh, pembacaan harga time
sweep sudah terkalibrasi.
(15) variable control. Pengaturan attenuasi vertical. Pengatur
halus (fine) dari sensitifitas vertical. Pada putaran kearah kanan
maksimum (sampai berbunyi “klik” ) attenuasi vertical pada posisi
terkalibrasikan (cal).
(16) HOR INPUT Jack. Bila dipakai input horizontal dari luar.
(17) CAL 1 Vp-p Jack. Jack untuk tegangan kalibrasi. Kalibrasi
tegangan adalah 1 Vp-p dari gelombang kotak dengan sumber daya
tersinkronisasi. Terminal Cal 1Vp-p juga dipakai untuk memeriksa kondisi
vertical gain atau untuk mengatur karakteristik gelombang kotak dari
probe.
(18) trace Rotation. Dipakai untuk menghilangkan kemiringan berkas garis lurus horizontal.
(19) Z – AXIS INPUT Jack.. jack intensitas modulasi intensitas dimodulasi pada tegangan5 Vp-p atau lebih rendah.
(20) power connector. Untuk menghubungkan AC power cord.
(21) AC Voltage Selector. CRO ini dapat bekerja pada tegangan 100V,
120V, 220V dan 240V.Pemilihan posisi tegangan tersebut dengan AC
Voltage Selector.
(22) fuse holder. Untuk tegangan operasi 100 ~ 120 V dipakai 0,7
ampere. Untuk tegangan operasi 220 ~ 240V dipakai fuse 0,3 ampere.
Cord reel. Dipakai untuk melingkarkan power cord cable pada saat CRO
disimpan. Juga berfungsi sebagai penyangga kalau CRO dipakai pada posisi
berdiri tegak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar